Tuesday, December 19, 2006
AWAN PANAS, PANAS BETUL
Oleh: ET Paripurno
Tulisan ini mengajukan sebuah pendekatan dalam kesiapsiagaan menghadapi bahaya letusan G. Merapi yang bepusat pada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat mempunyai kemampuan melakukan usaha-usaha swadaya mereduksi risiko ancaman letusan G. Merapi. Catatan-catatan kesaksian warga yang terkena dampak awan panas dan beragam data-fakta empirik lainnya tentang awan panas dielaborasikan di dalam paper ini. Bagi yang belum pernah merasakan awan panas, baca selengkapnya.
LOGIKA YANG "MANUSIAWI"
Oleh : Ega Gunawan
Pemecahan suatu kondisi kompleks dengan Logika Fuzzy akan menjadi lebih dinamis. Tidak hanya berpatokan pada nilai-nilai yang absolut dan presisi, seperti mesin. Beragam informasi tentang kemungkinan-kemungkinan dapat dikembangkan. Baca selengkapnya.
Pemecahan suatu kondisi kompleks dengan Logika Fuzzy akan menjadi lebih dinamis. Tidak hanya berpatokan pada nilai-nilai yang absolut dan presisi, seperti mesin. Beragam informasi tentang kemungkinan-kemungkinan dapat dikembangkan. Baca selengkapnya.
WASPADAI SEISMIC GAP SELATAN JAWA
Oleh: Carolus Prasetyadi dan Sutanto
Gempa Yogya-Jateng 27 Mei 2006 menggugah beragam kesadaran tentang potensi-potensi risiko geologis kawasan. Salah satunya paper ini, dengan mengkomparasikan gempa Yogya-Jateng dengan Kobe serta korelasinya dengan dinamika Palung Jawa yang relatif lebih tenang dibanding Sumatera. Padahal sama-sama di pinggir lempeng Eurasia yang tunjam lempeng India-Australia. Paper sekaligus menjadi informasi awal tentang kemungkinan terdapatnya gejala seismic gap di selatan Jawa sehingga diharapkan muncul sikap baru dalam mengantisipasi sifat aktifitas seismik di Jawa umumnya dan di Yogya khusunya. Baca selengkapnya.
RISIKO BENCANA TIDAK MERATA
Oleh: Jonatan Lassa
Tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 adalah fenomena alam yang ekstrim, namun peristiwa mengalami resiko tsunami itu sendiri sesungguhnya politis. Tulisan ini sengaja memisahkan ‘ke-alamiah-an’ tsunami dari bencana alam demi memahami konstruksi sosial dibalik bencana alam yang terjadi. Tujuannya agar kebijakan bencana Indonesia lahir dari pemikiran yang imbang, bersifat multi dan inter-disiplin ilmu serta komprehensif dalam analisis dan rekomendasi.
INTERSUBJEKTIVITAS PENGUNGSI ANAK
Oleh: Tukino
Paper ini menyajikan studi kasus pendekatan “Resilience Development Project" dalam penanganan psikososial pengungsi anak korban bencana gempa dan tsunami di Indrapuri dan Lambaro Kabupaten Aceh Besar. Penulisnya ingin membuktikan bahwa penanganan masalah psikososial anak tidak serta merta harus menggunakan perspektif mekanistis atau linier, yang lebih mendasarkan pada konsep stimulus-respons dan menganggap klien sebagai seseorang yang pasif, melainkan sangat layak pula dilakukan dengan menggunakan perspektif interaksionis, yang lebih mendasarkan kepada kemampuan subjek sebagai individu yang aktif, kreatif dan memiliki kemauan. Baca selengkapnya.
Paper ini menyajikan studi kasus pendekatan “Resilience Development Project" dalam penanganan psikososial pengungsi anak korban bencana gempa dan tsunami di Indrapuri dan Lambaro Kabupaten Aceh Besar. Penulisnya ingin membuktikan bahwa penanganan masalah psikososial anak tidak serta merta harus menggunakan perspektif mekanistis atau linier, yang lebih mendasarkan pada konsep stimulus-respons dan menganggap klien sebagai seseorang yang pasif, melainkan sangat layak pula dilakukan dengan menggunakan perspektif interaksionis, yang lebih mendasarkan kepada kemampuan subjek sebagai individu yang aktif, kreatif dan memiliki kemauan. Baca selengkapnya.